Pak Ichsan namanya. Nama yang diabadikan menjadi nama warung. Tertulis Angkringan Pak Ichsan, menyediakan beragam masakan ndeso. Kalau masakannya memang benar-benar ndeso. Ada lele goreng, ayam goreng, aneka sayur, dengan harga terjangkau. Bahkan seringkali apabila beli di sore hari gratis es teh. Memang warungnya buka dari jam 11-17an.
Yang kadang saya ‘protes’ dalam diri penggunaan kata angkringan. Angkringan identik dengan nasi kucing dan aneka sate. Di warung Pak Ichsan ga ada yang seperti itu. Selainnya akan ada berbagaikan kelebihan yang didapatkan. Nasi bisa ambil sepuasnya. Seringkali memberikan diskon harga. Pokoknya cocok buat kantong mahasiswa dan pekerja.
Bagi saya Pak Ichsan dan berbagai pedagang makanan di Yogya serta daerah lainnya merupakan pahlawan. Pahlawan bagi mahasiswa. Namun harga ya kudu yang bersahabat. Karena kunci utama makanan mahasiswa yang pertama harga, yang kedua antara enak aja atau enak banget.
Ada lagi warung bebek surabaya. Harga seporsi nasi bebek hanya Rp 23.000,-. Termasuk murah dibandingkan warung bebek yang terkenal. Lebih tepatnya lebih murah dan lebih enak, begitu komentar teman saya. Meskipun penjualnya bercerita dengan harga segitu keuntungan yang didapatkannya mepet. Saya sendiri yakin sebenarnya bisa saja harga dinaikan. Namun kenaikan harga tentu bisa berpotensi mengurangi pelanggan. Disamping itu persaingan harga bisa menjadi faktor kunci membuat seseorang memilih makan dimana.
Ada lagi warung ramesan yang biasa tiap pagi jadi langganan. Nasi soto ayam dan dua tempe hanya Rp 8.000,-. Itu pun nasi dan sotonya dipisah. Intinya dengan harga kurang dari Rp. 10.000,- di Yogya masih bisa ditemukan warung makan yang bikin kenyang. Biaya makan masih terjangkau di tengah gempuran promo berbagai kulineran.
Para pedagang-pedagang tersebut hakikatnya penjaga ketahanan pangan para mahasiswa. Jasa dan jerih payah mereka layak di doakan. Bahkan perlu juga dimasukkkan di ucapan bagian awal tugas akhir. Kalau perlu ketika lulus kelak, sambil membawa toga ajak datangi warung mereka dan ajak berpoto bersama. Sebagai bukti bahwa melalui jasa beliau-beliau lahir sarjana, master, bahkan doktor.