novendracn.com
Menu
  • Home
  • Categories
    • Catatan
    • Opini
    • Perjalanan
    • Tips
    • Publikasi
  • About
Menu

Shutterstock

Bertani Ditengah Keterbatasan

Posted on 29/03/202529/03/2025 by novendra

Siang menjelang akhir ramadhan. Berkendara sekitar 50 menit (38 km) ke arah Selatan. Tepatnya di belakang Kecamatan Oba Tengah. Kami bertemu dengan petani yanh belakang kami kenal dengan nama Bapak Hanafi.

Awalnya saya diberi kontak oleh penyuluh nomor Hanafi. Pas dikontak tidak terhubung (diangkat). Ndilalah pas hari tersebut bertemu dengan orang yang dicari.

Beliau bercerita sudah 6 tahun di Maluku Utara. Di awali bekerja di perusahaan swasta (kelapa dalam). Seiring dengan waktu beliau akhirnya memilih menggarap lahan untuk sayuran dan juga padi. Sebelum di Maluku Utara pernah bekerja di Lampung.

Pria kelahiran 1964 tersebut menuturkan bahwa ini kali ketiga menanam padi. Yang pertama pas ikut dengan perusahaan dimana padi ditanam disela-sela kelapa. Kemudian dia melakukan uji coba satu petak dengan hasil 1 ton gabah. Waktu itu per kg berasnya dijual 12 ribu rupiah.

Pada pertanaman yang ketiga, beliau mencoba mencari benih padi. Namun karena ada kendala administrasi, akhrinya dibeli benih yang pas ditelusuri lebih layak disebut gabah. Karena tidak berlabel serta pas ditanam, pertumbuhan tanaman tidak rata. Padahal ‘benih’ tersebut dibeli dengan harga 15 ribu/kg.

Pada saat sudah mulai tanam tersebut, beliau mendapatkan bantuan 40 kg benih padi Inpago 13 Fortiz dari BSIP Maluku Utara yang diserahkan melalui Dinas Pertanian Kota Tidore Kepulauan.

Pada hamparan lahan seluas 4 ha, beliau buka 1 ha untuk ditanami padi. Dibilang dibuka karena pada waktu terserbut lahan sering tergenang apabila hujan. Ditanami sayur dan jagung tentu tidak cocok. Maka beliau berinisiatif tanam padi. Hasil yang dibilang lumayan (1 ton gabah) pada waktu tersebut.

Ada yang unik dari cara budidaya beliau. Mulai dari olah lahan, tanam, dan perawatan dilakukan sendiri. Untuk olah lahan dan tanam dilakukan dengan alat traktor dan transplanter.

Bahkan untuk mengatasi serangan hama khususnya burung, beliau menggunakan minyak wangi yang ditaruh di orang-orangan sawah. Menurut beliau cara tersebut cukup ampuh.

Tekniknya ketika ada serangan burung beliau akan terjun ke sawah dan bertahan sekitar sejam. Baru kemudian minyak wangi disemprot dibaju orang-orangan sawah.

Meski dengan berbagai tantangan dan low input, apa yang diupayakan Bapak Hanafi sudah baik. Tinggal didukung dorongan moril dan materiil (saprodi) agar hasil pertaniannya lebih baik lagi serta menjadi contoh untuk petani lainnya.

Lahan yang digarap Hanafi
Post Views: 17

Terkait

Category: Perjalanan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Bertani Ditengah Keterbatasan
  • Cengkih: Komoditas Sekaligus Identitas Tidore
  • Sagu Bukan Sembarang Sagu
  • Tantangan Menjadi Penyuluh Kekinian di Era Disrupsi
  • Memasak Tesis

Komentar Terbaru

  • novendra pada Dibalik Layar: Seminar Proposal
  • Inten Laras pada Dibalik Layar: Seminar Proposal
  • novendra pada Jebakan Tesis
  • Ari pada Jebakan Tesis
  • novendra pada Ujian Komprehensif

Arsip

  • Maret 2025
  • November 2024
  • Agustus 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022

Kategori

  • Catatan
  • Opini
  • Perjalanan
  • Publikasi
  • Tips

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Search

Mei 2025
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Mar    

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org
© 2025 novendracn.com | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme