novendracn.com
Menu
  • Home
  • Categories
    • Catatan
    • Opini
    • Perjalanan
    • Tips
    • Publikasi
  • About
Menu

Shutterstock

Dibalik Mahasiswa Yang Kuat

Posted on 21/09/202221/09/2022 by novendra

Pak Ichsan namanya. Nama yang diabadikan menjadi nama warung. Tertulis Angkringan Pak Ichsan, menyediakan beragam masakan ndeso. Kalau masakannya memang benar-benar ndeso. Ada lele goreng, ayam goreng, aneka sayur, dengan harga terjangkau. Bahkan seringkali apabila beli di sore hari gratis es teh. Memang warungnya buka dari jam 11-17an.

Yang kadang saya ‘protes’ dalam diri penggunaan kata angkringan. Angkringan identik dengan nasi kucing dan aneka sate. Di warung Pak Ichsan ga ada yang seperti itu. Selainnya akan ada berbagaikan kelebihan yang didapatkan. Nasi bisa ambil sepuasnya. Seringkali memberikan diskon harga. Pokoknya cocok buat kantong mahasiswa dan pekerja.

Nasi bungkus angkringan Pak Ichsan di Jalan Damai, Sariharjo, Ngaglik.

Bagi saya Pak Ichsan dan berbagai pedagang makanan di Yogya serta daerah lainnya merupakan pahlawan. Pahlawan bagi mahasiswa. Namun harga ya kudu yang bersahabat. Karena kunci utama makanan mahasiswa yang pertama harga, yang kedua antara enak aja atau enak banget.

Ada lagi warung bebek surabaya. Harga seporsi nasi bebek hanya Rp 23.000,-. Termasuk murah dibandingkan warung bebek yang terkenal. Lebih tepatnya lebih murah dan lebih enak, begitu komentar teman saya. Meskipun penjualnya bercerita dengan harga segitu keuntungan yang didapatkannya mepet. Saya sendiri yakin sebenarnya bisa saja harga dinaikan. Namun kenaikan harga tentu bisa berpotensi mengurangi pelanggan. Disamping itu persaingan harga bisa menjadi faktor kunci membuat seseorang memilih makan dimana.

Ada lagi warung ramesan yang biasa tiap pagi jadi langganan. Nasi soto ayam dan dua tempe hanya Rp 8.000,-. Itu pun nasi dan sotonya dipisah. Intinya dengan harga kurang dari Rp. 10.000,- di Yogya masih bisa ditemukan warung makan yang bikin kenyang. Biaya makan masih terjangkau di tengah gempuran promo berbagai kulineran.

Para pedagang-pedagang tersebut hakikatnya penjaga ketahanan pangan para mahasiswa. Jasa dan jerih payah mereka layak di doakan. Bahkan perlu juga dimasukkkan di ucapan bagian awal tugas akhir. Kalau perlu ketika lulus kelak, sambil membawa toga ajak datangi warung mereka dan ajak berpoto bersama. Sebagai bukti bahwa melalui jasa beliau-beliau lahir sarjana, master, bahkan doktor.

Post Views: 277

Terkait

Category: Opini

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Masjid Tua Wapauwe
  • Bertani Ditengah Keterbatasan
  • Cengkih: Komoditas Sekaligus Identitas Tidore
  • Sagu Bukan Sembarang Sagu
  • Tantangan Menjadi Penyuluh Kekinian di Era Disrupsi

Komentar Terbaru

  • novendra pada Dibalik Layar: Seminar Proposal
  • Inten Laras pada Dibalik Layar: Seminar Proposal
  • novendra pada Jebakan Tesis
  • Ari pada Jebakan Tesis
  • novendra pada Ujian Komprehensif

Arsip

  • Oktober 2025
  • Maret 2025
  • November 2024
  • Agustus 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022

Kategori

  • Catatan
  • Opini
  • Perjalanan
  • Publikasi
  • Tips

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org

Search

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    

Meta

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org
© 2025 novendracn.com | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme