Dua tahun pandemi melanda negeri ini. Covid-19 dan revolusi 4.0 benar-benar telah mendisrupsi. Dahulu orang kuliah identik dengan tatap muka langsung. Namun saat ini mahasiswa yang sedang berada di timur, tengah, maupun barat bisa dalam satu waktu berada di ruang yang sama. Tentunya secara virtual.
Model pembelajaran tersebut dikenal juga dengan cybergogy. Menurut Wang & Kang (2006), cybergogy merupakan model pembelajaran secara daring dengan melibatkan aspek aspek kognitif, emosional, dan sosial dengan melibatkan aktif peserta didik. Tentunya kuliah daring tidak sama dengan luring.
Walaupun tidak ada aturan secara tertulis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kuliah daring. Berikut tips dalam berkuliah secara daring:
Pertama, pastikan audio dan video turn off saat pertama kali masuk room. Diawal kuliah beberapa kolega ada yang masuk zoom dalam keadaan ‘belum siap’. Akibatnya aib-aib mereka menjadi bahan gunjingan di grup kelas. Audio juga perlu dipastikan off selama tidak sedang berbicara. Seringkali suara ‘bocor’ mengganggu jalannya kelas.
Kedua, gunakan nama formal dan poto yang formal. Pernah ada teman yang ketika masuk zoom menggunakan nama kakak bahkan bapaknya. Ini jelas akan membingungkan ketika masuk room menggunakan sistem admit. Kemudian untuk poto baikknya digunakan yang formal. Mengingat ketika off cam, maka poto tersebutlah yang akan terlihat. Jika ragu, tidak pakai foto juga tidak apa-apa.
Ketiga, usahakan on cam. Ada yang bilang on cam merupakan bentuk apresiasi peserta terhadap pembicara. Beberapa dosen bahkan ketika ada mahasiswanya yang off cam, dianggap belum mandi. Misalnya ada kendala atau keperluan yang perlu off cam, baiknya izin via kolom chatt.
Keempat, raise hand ketika bertanya. Seringkali ketika dibuka kesempatan bertanya mahasiswa berebut bertanya. Cara yang elegan bisa melalui raise hand. Termasuk ketika hendak ‘menginstrupsi’ pembicaraan dosen/presenter bisa dengan raise hand terlebih dahulu.
Kelima, jangan biarkan dosen/pembicara menunggu lama ketika memberikan kesempatan bertanya. Jeda semenit dua menit bahkan tidak ada yang tanya sama sekali terkesan begitu garing. Bahkan apabila tidak ada yang tanya pembawaan dosen jadi lain. Jadi mahasiswa perlu ada yang menjadi volounter untuk memancing yang lain bertanya
Keenam, apabila chat via direct messages pastikan bahwa bener2 ‘private’, jangan sampai masuk ke everyone yang tentunya satu room dapat melihatnya. Ada teman yang bilang masih oleng dan ngantuk yang harusnya ditujukan melalui direect message malah masuk ke everyone.
Ketujuh, siapkan screenshot (ss) hal ini untuk antisipasi misalnya gagal absen via QR Code atau sejenisnya. Ini juga sangat bermanfaat ketika tidak sempat ss untuk absen. Misalnya ketika terlambat hadir. SS juga menjadi evidence untuk memenuhi minimal syarat kuliah untuk ujian apabila absen QR terkendala.
Kedelapan, hindari membicarakan dosen ketika diskusi. Seringkali ketika diskusi dibuat breakout room. Selain bahas tugas yang diberikan sebagian waktu juga buat bicarain dosen. Kemarin sempat kejadian, mahasiswa bicarain dosen tepat pas dosennya lagi supervisi di grup. Alhasil mahasiswa tersebut salah tingkah.
Kesembilan, matikan sounds pada whatsapp web. Seringkali ketika sedang ada tampilan screen dari mahasiswa ada bunyi pesan WA masuk. Tentunya hal ini membuat risih. Untuk mengaturnya bisa click setting pada whatsapp web kemudian pilih notification>>kosongkan tanda centang pada sounds.
Demikian beberapa tips dalam berkuliah menggunakan zoom. Semoga sukses berkelanjutan.