Dua tahun ini masyarakat dihadapkan pada disrupsi akibat pandemi Covid-19. Awal pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa sektor pekerjaan lumpuh akibat adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Banyak pekerja yang mengalami PHK serta ketidakpastian pendapatan bagi pekerja di sektor informal.
Di sisi lain adanya revolusi 4.0 membuat beberapa jenis pekerjaan mampu bertahan bahkan semakin meningkat. Berbagai layanan digital startup mengalami perkembangan saat pandemi Covid-19. Mengutip katadata pada kuartal III tahun 2021 Zenius, Halodoc, dan Shopee menjadi tiga startup yang mengalami pertumbuhan jumlah karyawan tertinggi.
Ketiga startup tersebut setidaknya menggambarkan bahwa pandemi Covid-19 serta revolusi 4.0 telah menghadirkan berbagai inovasi yang mengubah sistem dan tatanan ke cara-cara baru yang lebih modern. Sebut saja bimbingan belajar sudah mulai beralih ke layanan daring. Begitu pula dengan layanan kesehatan berbasis telemedicine. Masyarakat bebas memilih konsultasi ke dokter mana dengan tarif yang variatif.
Masa bulan madu berbagai startup mengalami goncangan pada awal Maret 2022 dengan adanya fenomena bubble burst. Berbagai startup termasuk yang disebut didepan melakukan lay off terhadap karyawan sebagai respons terhadap dinamika global. Goncangan terhadap dunia digital juga terjadi pada pasar kripto. Dari awal tahun hingga saat ini mata uang kripto cenderung menurun. Bahkan Bitcoin sejak 2021 anjlok 70%.
Perang Ukraina vs Rusia juga turut mempengaruhi situasi global. Krisis pangan, energi, dan ekonomi mengancam hampir semua negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini menghadirkan ketidakpastian (uncertainty) dalam menghadapi masa depan. Berbagai masalah tersebut sejatinya merupakan risiko yang dihadapi oleh setiap orang yang hidup.
Manusia sebagai individu dan bagian dari kelompok perlu merespons berbagai tantangan dengan mengorganisasi kehidupannya untuk menghadapi dunia yang serba tidak menentu. Seseorang tidak bisa hanya mengandalkan satu kemampuan saja dalam menghadapi ketidakpastian masa depan. Kunci dalam menghadapi ketidakpastian adalah memiliki agility.
Agility adalah kemampuan seseorang beradaptasi dengan cepat sesuai tuntutan lingkungannya. Agility penting guna mempermudah orientasi dan menavigasi ke arah mana melangkah. Kunci dalam meningkatkan agility yaitu melalui peningkatan kapasitas diri (self development). Seseorang tidak bisa hanya mengandalkan satu kemampuan saja dalam menghadapi ketidakpastian masa depan. Kecakapan dalam pemanfaatan berbagai teknologi merupakan wujud dalam self development.
Seorang digital marketing yang memiliki kemampuan bertani secara modern tentunya akan lebih mampu adaptif menghadapi ketidakpastian. Apabila ada lay off, digital marketing tersebut masih ada pemasukan dari usaha bertani. Saat ini bertani tidak lagi identik dengan tangan yang kotor. Melalui smart farming, bertani menjadi lebih modern. Mengapa kemampuan teknologi perlu dibarengi dengan kemampuan bertani? Hal ini sudah dijawab oleh founding father kita, Bung Karno. Bahwa pangan adalah hidup matinya sebuah bangsa. Sehingga pemenuhan pangan oleh tiap individu/kelompok akan membantu negara dalam berdaulat.
Apalagi saat ini semua negara dihadapkan pada gejolak harga pangan dunia. Tentunya kemampuan sekecil apapun dalam memproduksi pangan akan sangat berguna. Setidaknya ketika seseorang tidak mampu menghasilkan beras, tetapi dari hasil jual sayuran hidroponik mampu menggantikan rupiah yang dikeluarkan untuk membeli beras.
Lantas dari mana kemampuan digital dan bertani didapatkan? Saat ini berbagai institusi maupun platform menawarkan pelatihan maupun short course terkait dunia digital. Pelatihan tersebut dapat diakses secara gratis maupun berbayar. Sebut saja Kominfo melalui digitalent yang menawarkan berbagai pelatihan gratis bersertifikat global. Digitalent gencar memberikan pelatihan terhadap berbagai elemen masyarakat baik itu umum, ASN, fresh graduate, bahkan pelaku UMKM. Kemudian juga Kementerian Pertanian melalui unit kerjanya juga sering melakukan berbagai pelatihan terkait smart farming.
Saat ini asal ada perangkat (device), jaringan, serta kemampuan, tidak ada alasan seseorang tidak meningkat kapasitasnya. Apalagi saat ini jaringan internet di Indonesia semakin cepat dan terjangkau. Sehingga masyarakat perlu serius memanfaatkan manfaat internet untuk memudahkan kehidupan dan mendapatkan penghidupan.
Telkom Indonesia melalui layanan IndiHome memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai platform pelatihan. Mengutip dari Investor, IndiHome menguasai 80% pangsa pasar fixed broadband di Indonesia. Hal ini semakin menegaskan bahwa IndiHome merupakan Internetnya Indonesia.
Peningkatan kapasitas diri melalui berbagai pelatihan digital saat ini sudah seperti kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Warren Buffett pernah berkata bahwa investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri. Dengan membekali diri tentu seseorang akan lebih siap menghadapi masa depan.
Tulisan ini juga penulis sampaikan di Kompasiana.