Masih seputar tugas akhir. Seringkali pada proses penyusunannya, mahasiswa dihadapkan pada keraguan apakah yang sudah dikerjakannya sudah cukup untuk dijadikan bahan untuk bimbingan dengan pembimbing. Keraguan ini terkadang timbul karena adanya kurang percaya diri pada bahan/perbaikan yang telah disusun. Padahal waktu terus berjalan, dan tanpa terasa sudah sehari, seminggu, bahkan lintas minggu ‘waktu’ lewat begitu saja.
Sejatinya apabila muncul keraguan, itu tanda perlu segera diskusi. Baik sama pembimbing atau kolega yang sekiranya bisa dijadikan tempat curhat. Keberadaan teman yang dapat menerima keluh kesah itu penting. Meskipun sejatinya mereka tidak sepenuhnya mampu menjawab atau memberikan solusi terhadap keraguan yang sedang dialami. Namun setidaknya dengan bercerita, ada sudut pandang lain sebelum benar-benar maju ke pembimbing.
Prinsipnya mustahil mahasiswa menunggu ‘sempurna’ baru maju ke pembimbing. Sebab ‘sempurna’ itu pun relatif bin subjektif. Perlu diingat seiring berjalannya waktu akan selalu muncul atau ditemukan kekurangan. Baik itu dari sisi konten termasuk juga penulisan.
Terkadang pula kita mengetahui sisi kurang, tapi belum ada ide atau amunisi untuk menambal kekurangan tersebut. Dan jalan ninjanya memang konsultasi dengan pembimbing. Waktu terus berjalan. Harus punya target. Agar tidak banyak waktu dengan hanya berjalan ditempat.
Memang ada kalanya perlu mengatur ritme. Namun setidaknya dengan manajemen ‘keraguan’ dan ‘keberanian’ untuk maju akan ada efisiensi waktu. Ingat ada jeda waktu dari kita mengirim naskah ke pembimbing, menunggu balasan pesan, waktu bimbingan, serta respons kita dari bimbingan tersebut. Jangan sampai waktu tersebut tambah lama dengan ketidakberanian kita dalam mengirimkan naskah sesegera.