Beberapa waktu lalu saya mendapatkan kesempatan seminar proposal. Bagi sebagian teman dan kolega saya dianggap yang pertama, pecah telor, dan sat set. Itu semua tentu atas kehendak-Nya, dukungan keluarga, dosen pembimbing, admin prodi, serta teman-teman.
Tentunya ada cerita dibalik layar bagaimana proses seminar tersebut dapat saya jalani. Meskipun ada beberapa kekurangan, tetapi tidak banyak komentar dari pembimbing saat seminar proposal membuat ‘ayem’. Disini akan saya jabarkan secara singkat bagaimana suatu seminar proposal perlu siapkan, dari tahap pra, saat, dan pasca. Yang penting pada setiap tahap perlu bersungguh-sungguh. Sebab barangsiapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil (biidznillah).
Yang pertama pra seminar, disini kelengkapan berkas seminar menjadi utama. Untuk prodi S2 PKP UGM yang utama terkait: naskah proposal yang sudah ada tandatangan dosen, usulan seminar proposal, power point, dan intisasi. Untuk yang pertama dan kedua memerlukan tanda tangan ‘digital’ dari dosen.
Selain itu perlu menawarkan kepada pembimbing apakah beliau memerlukan hard file proposal. Apabila iya berarti perlu dipersiapkan dan diantarkan ke pembimbing. Bisa diantar langsung ke beliau atau diletakkan di rak dosen (atas arahan pembimbing). Selanjutnya perlu mempersiapkan pembahas naskah proposal. Awalnya saya kira cukup satu pembahas tapi saya siapkan cadangan untuk antisipasi kemungkinan tidak sesuai skenario. Ndilalah pas seminar proposal pembimbing menghendaki dua pembahas. Langsung teman yang saya tunjuk jadi pembahas cadangan open mic untuk menyampaikan pendapatnya.
Selain undangan seminar disampaikan di grup (WAG), perlu juga mengundang secara personal teman. Tujuannya meminta secara khusus agar yang bersangkutan memberikan masukan. Ini saya lakukan terhadap rekan dengan jenjang studi lebih tinggi. Bahkan saya undang dosen dari program studi lain.
Persiapan terakhir di pra seminar proposal adalah menyampaikan PPT dan proposal (kembali) ke pembimbing. Ini juga sekaligus ‘mengingatkan’ beliau bahwa dalam waktu dekat saya akan seminar. Penyampaian file saya lakukan pada H-2.
Saat pelaksanaan seminar, berhubung dilakukan secara daring maka perlu hadir di zoom sejam sebelum acara. Tentunya perlu komunikasi dengan PIC zoom tersebut. Penting juga untuk menyiapkan ‘seksi infokom’ yang bertugas mengingatkan teman-teman yang lain untuk hadir. Terutama ketika dosen atau waktu sudah J-nya tapi peserta yang hadir belum sesuai kuorum. Kenapa tidak saya yang mereminder teman yang lain? Ya biar saya fokus ke pelaksanaan seminar proposal.
Yang penting juga penyiapan back up jaringan. Misalnya biasa pake wifi, perlu juga smartphone dijadikan untuk tethering jaga-jaga apabila wifi down/mati. Kemudian perlu juga memastikan baterai laptop full antisipasi padam listrik. Smartphone juga perlu diisi daya penuh agar dapat digunakan ‘secara darurat’ apabila ada kendala pada laptop. Nah untuk itu ada teman yang ditunjuk untuk membackup untuk share screen untuk jaga-jaga.
Yang penting juga presentasi jangan terlalu lama. Secara teknis normalnya 20-25 menit. Anggap peserta sudah baca PPT. Kemudian juga penyampaian yang ‘terlalu’ jelas malah membuat peluang peserta bertanya semakin sempit plus ‘makan’ waktu.
Persiapkan juga makanan kecil dan minuman. Tak lupa pena dan kertas menjadi bagian penting buat mencatat masukan maupun pertanyaan. Apabila diizinkan, lakukan record meeting via computer. Kenapa tidak cloud? Karena kalo cloud akan ‘perlu waktu’ untuk minta PIC zoom memberikan link rekaman.
Selesai seminar proposal yang pertama dilakukan adalah menghubungi pembimbing dan admin prodi untuk memberikan apresiasi berupa ucapan terima kasih. Kemudian berlanjut dengan janjian dengan pembimbing untuk mendiskusikan berbagai masukan yang ada. Ingat bahwa berbagai masukan saat seminar proposal belum tentu sesuai/diterima dosen pembimbing. Jadi sebelum merevisi sebaiknya dikonsultasikan. Kecuali terkait dengan aturan penulisan dan sejenisnya bisa segera diperbaiki.
Sebagai persiapan bimbingan pasca seminar proposal, perlu membuat matriks (dua-tiga kolom) yang berisi nomor, masukan, dan tanggapan. Yang mana berbagai masukan tersebut telah diklasifikasikan menjadi tiga: minor, major, dan saran. Mirip audit ISO yang pernah saya jalani. Klasifikasi minor untuk masukan yang terkait format penulisan, pemilihan diksi, dan lainnya yang secara subjektif tidak terlalu ‘fatal’.
Kemudian major terkait masukan berupa penggantian judul, tujuan, metode, kerangka berpikir, dan hal lainnya yang dianggap dapat ‘mengubah’ berbagai ide yang telah dituangkan. Sedangkan saran lebih ke berbagai masukan yang apabila tidak kita lanjuti tidak bermasalah. Namun biasanya saran ini terkait dengan tata cara/usulan untuk proses pengambilan data maupun penulisan laporan.
Apabila dosen sudah menyetujui mana-mana saja masukan yang perlu diakomodir maka saatnya melangkah ke jenjang berikutnya: menentukan penguji. Saat bimbingan pasca sempro sekaligus untuk konsultasi dosen yang akan diminta bantu menjadi penguji. Apabila dua pembimbing sudah oke, saatnya menghubungi calon dosen penguji. Apabila dikonfirmasi bersedia, maka gerbang ujian komprehensif sudah terbuka. Diawali dengan melengkapi berbagai persyaratannya. Sekian dan selamat berproses
Semarang
Ahad, 6 November 2022 7:35
Haloo Mas Noven wqwqq
sangat berguna bngttt
Terima kasih Hafni sudah mampir
Wah.. alhamdulillah sempat baca ini di H-1 sempro :” Dan ajaibnya langsung nemu apa yg bellum dilakukan hoho, pun apa yg harus dilakukan biar habis sempro lebih lancar
Makasih mas Novenn
Terima kasih Ras, selamat ya sudah sempro. Segera sat set untuk tahap tahap selanjutnya.