Sebagaimana deskripsi dalam menu about website ini, literasi tidak hanya terkait dengan kemampuan membaca namun juga menulis. Termasuk juga berbicara, mendengar dan menyampaikan. Menulis itu ibarat muara dari berbagai kemampuan literasi yang lain.
Menulis merupakan proses belajar yang terus-menerus. Keterampilan menulis pun perlu setiap waktu diasah. Caranya dengan mengikuti berbagai kompetisi maupun berani menampilkan tulisan ke khalayak. Syukur-syukur bisa dimuat di Jurnal bereputasi maupun media mainstream.
Website pribadi ini dibuat juga sebagai bentuk puncak perenungan untuk mencari tempat beraktualisasi. Sebenarnya ada akun di Kompasiana. Namun memiliki website sendiri lebih bebas dalam berkreasi, tidak perlu tunduk pada platform tertentu. Dahulunya sempat punya dua blogspot, satu diantaranya sudah ‘ditutup’ dan satu lagi ‘mati suri’.
Ihwal membuat website ini juga sebagai database dari berbagai tulisan yang pernah ditulis. Termasuk sebagai diseminasi berbagai tugas kuliah. Daripada hanya disimpan di laptop tugas kuliah dipermak menjadi tulisan di website, diikutkan lomba, atau masukin ke kegiatan ilmiah.
Seumur-umur dari pengalaman menulis ada tiga apresiasi yang didapat. Pertama saat 10 tahun lalu. Malam Pilgub Jakarta 2012 saya mendapatkan penghargaan 10 esai terbaik dari Soegeng Sarjadi School of Government. Bisa bersalaman dengan Pak Jokowi (waktu itu Cagub DKI), Fadjroel Rachman, Sukardi Rinakit, serta bos Indofood (FX Welirang).
Apresiasi kedua saat mengikuti pelatihan dari Tempo Institute secara gratis. Proses seleksinya dengan mengirim outline opini dan syukurlah masuk 10 peserta lainnya dari 970 pendaftar. Bisa langsung belajar dari Cak Goeng (salah satu redaktur Tempo).
Apresiasi yang ketiga saat pertama kalinya mengirim tulisan di Komunitas SohIB (Sobat Hebat Indonesia Baik).Tulisan berjudul Agility: Faktor Kunci ASN Menghadapi Berbagai Tantangan masuk 10 artikel pilihan kategori ASN.
Apresiasi-apresiasi tersebut bukan tujuan utama dalam menulis. Mengingat sebenarnya tujuan utama menulis adalah konsistensi. Apresiasi adalah dinamika yang tidak selalu ada. Sudah dibaca atau bahkan dikutip orang saja lebih dari cukup. Pernah tulisan saya dikutip untuk tugas akhir.
Yang jelas bagi saya menulis adalah cara tepat untuk mengisi waktu luang. Termasuk saat libur semester satu dan dua yang lalu. Pramoedya Ananta Toer pernah berpesan: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.