Sudah 13 tahun David bertugas di Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penempatan di Maluku Utara tentu memberikan dinamika dan tantangan hidup buatnya. Sebagai seorang Polisi Hutan tentu ia bertanggungjawab terhadap perlindungan, pengamanan, dan pemantauan hutan maupun hasil hutan.
Untuk membagi tugas berat tersebut, David melibatkan masyarakat. Masyarakat dilibatkan agar rasa perhatian terhadap kehidupan hutan menjadi tanggungjawab bersama. Melalui komunitas Halmahera Wildlife Photografy, David melakukan kampanye untuk berbagi cerita mengenai berbagai satwa liar di Maluku Utara. Komunitas ini sebagai wahana edukasi masyarakat agar mencintai satwa liar termasuk burung. Sebab saat ini masih ada saja pihak yang jual beli berbagai burung endemik di Maluku Utara.
Guna mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelestarian burung, David juga menginisiasi program adopsi sarang burung Junai Emas. Burung Junai Emas (Caloenas nicobarica) memiliki status terancam menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Kegiatan adopsi ini dilakukan di Pulau Jiew, Halmahera Tengah. Sebagai informasi, Pulau Jiew merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Halmahera dan berbatasan dengan negara Palau.
Apa yang dilakukan David merupakan wujud menikmati kerja. Saya jadi ingat nasihat pimpinan ketika awal saya sampai di Maluku Utara delapan tahun silam. “Dinikmati dengan cara mensyukuri dan cepat adaptasi”, begitu kata pimpinan waktu itu. Cepat adaptasi saat ini lebih dikenal dengan istilah agility, yaitu kemampuan seseorang beradaptasi dengan cepat sesuai tuntutan lingkungannya.
Agility sejatinya diperlukan ASN untuk sukses di tempat yang baru. Betapa banyak ASN yang di awal karir bahkan masih tahap pemberkasan mundur ketika melihat daerah penempatan yang terpencil. Berbagai kemudahan yang sebelumnya didapatkan di daerah asal ditambah kerinduan dengan rumah memang menjadi tantangan buat ASN di awal karir.
Salah satu cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah memperbesar rasa syukur. Perlu membuka pikiran bahwa sejatinya ada pekerjaan atau sesama ASN yang penempatannya jauh lebih terpencil dan menantang. Kemudian juga fasilitas yang saat ini didapatkan masih lebih baik dibandingkan para pendahulu. Apabila ada yang kurang, tentu kedepan diharapkan ASN tersebut menjadi bagian untuk menjadikan lebih baik. Agar penerus-penerus yang akan datang lebih betah.
Hal yang penting lagi bagaimana mengasah agility. Agility dapat diasah dengan literasi. Literasi tidak hanya terkait dengan kemampuan membaca namun juga menulis, berbicara, mendengar dan menyampaikan. Berada di lokasi yang baru tentu menuntut untuk cepat belajar dan adaptasi termasuk dengan adat istiadat setempat. Seorang ASN yang mengenal norma-norma di wilayahnya tentunya akan memudahkan diterima masyarakat. Selanjutnya berbagai program akan lebih dikomunikasikan dan dieksekusi.
Agility menjadi kemampuan yang sangat diperlukan saat ini mengingat kita sedang dihadapkan pada era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Era VUCA identik dengan ketidakpastian. Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih disusul dengan perang Ukraina-Rusia memicu berbagai gejolak sosial, ekonomi, dan geopolitik. Dikutip dari Databoks, FAO melaporkan pada Maret 2022 terjadi kenaikan indeks harga pangan dunia (level 159,3) berada di angkat tertinggi sejak 1990.
Di Indonesia sendiri harga minyak goreng juga belum begitu stabil. Ditambah lagi dengan mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK). Krisis energi dunia juga membayangi kenaikan harga BBM dan listrik. Kemudian dampak perubahan iklim semakin membuat ketidakpastian di masa depan.
ASN sebagai individu dan kelompok perlu mengorganisasi kehidupan sosial dalam menghadapi dunia yang serba tidak menentu. Terhadap berbagai tantangan yang ada, ASN perlu memetakan masa depan dan menavigasi ke arah mana dia dan masyarakat yang didampinginya akan melangkah. Apalagi ASN sejatinya juga merupakan agent of change. Sehingga berbagai gebrakan positif ditunggu masyarakat.
Tulisan pribadi ini juga dimuat di SohIB