Barangkali ketika kuliah, lebih sering diajarkan analisis data secara kuantitatif dibandingkan kualitatif. SPSS, Amos, dan Smart PLS lebih familiar di kalangan mahasiswa dibandingkan NVIVO, ATLAS.ti atau Transana. Kalau dulu pas dapat teori memang ada mata kuliah khusus statistik. Namun tidak ada sama sekali pembahasan terkait tools analisis kualitatif.
Beberapa bulan lalu seorang kolega menyampaikan pendapat temannya bahwa menurut temannya tersebut penelitian kualitatif lebih sulit dibandingkan penelitian kuantitatif. Pada waktu itu ketika dipikir-pikir ada benarnya juga. Kesulitan utama penelitian kualitatif terutama terkait transkrip interview yang memakan waktu. Untuk satu jam wawancara bisa 2-3 kali lipat waktu yang diperlukan untuk menuliskan audio-nya. Belum lagi ketika mencari pola dari transkrip yang telah ada. Di sisi lain penelitian kuantitatif, apabila data sudah ditabulasi, katanya beberapa malam saja cukup untuk analisis data.
Barangkali pendapat itu ada benarnya pada waktu tersebut. Namun sejatinya setiap penelitian baik itu kuantitatif maupun kualitatif ada tantangannya. Tidak perlu terlalu diperdebatkan, yang penting mengatasi atau menjalani berbagai kendala tersebut agar tetap berproses.
Mengapa perlu NVIVO
Salah satu perangkat lunak yang menarik untuk analisis data kualitatif adalah NVIVO. NVIVO dapat membantu dalam mengorganisir dan menganalisis data seperti teks, audio, dan video dari berbagai sumber. NVIVO menawarkan berbagai fitur, seperti kemampuan untuk mengkategorikan dan mengelompokkan data, mengekstrak tema dan pola, serta memvisualisasikan data dalam bentuk grafik dan diagram. Dengan NVIVO berbagai jenis dan jumlah file dapat dijadikan satu file saja. Misalnya kita memiliki 20 audio wawancara. Kalau secara ‘biasa’ maka 20 audio itu akan menjadi 20 file audio dan 20 file transkrip dalam bentuk microsost word. Total ada 40 file. Namun di NVIVO hanya akan menjadi satu file.
Rekaman wawancara 2,09 GB apabila dimasukkan NVIVO hanya menjadi 65 Mb, itu pun sudah termasuk berbagai file transkrip, dokumentasi, website, dan catatan lainnya. NVIVO juga menyediakan berbagai pilihan import data dari berbagai aplikasi lain seperti SPSS, SurveyMonkey, Mendeley, Zotero, termasuk juga fasilitas Ncapture yang mempermudah dalam menyimpan sumber informasi dari website.
Intinya NVIVO menyederhanakan yang terlihat rumit. Singkatnya fungsi NVIVO ada dua. Pertama mengorganisasi data untuk keperluan analisis. Kedua mengidentifikasi trend atau pola. Perlu diingat bahwa semua jenis penelitian kualitatif bisa dikerjakan dengan NVIVO.

Kunci NVIVO
Kunci dalam NVIVO terletak pada ketekunan proses transkrip yang memang perlu waktu. Kemudian dari transkrip secara verbatim tersebut dilakukanlah koding. Koding adalah kegiatan paling penting dalam penelitian kualitatif. Dengan atau tanpa NVIVO, koding harus dilakukan.
Dalam NVIVO, istilah “koding” mengacu pada proses menandai atau mengidentifikasi bagian-bagian dari data kualitatif yang relevan dengan topik penelitian tertentu. Dalam konteks NVivo, “koding” melibatkan memberikan label atau tag pada segmen data seperti teks, audio, atau video dengan istilah yang relevan atau kategori yang telah ditentukan.
Misalnya, jika seorang peneliti ingin menganalisis wawancara dengan petani terkait perubahan iklim. Peneliti dapat memberikan kategori ‘dampak perubahan iklim’ terhadap transkrip yang memuat ungkapan yang dirasakan petani akibat perubahan iklim. Petani A menyatakan: “wah saya ga panen mas”. Petani B mengungkapkan: “saya rugi 20 juta musim kemarin. Petani C mengatakan: “hujan terus jadinya tanaman gampang kena penyakit”. Nah berbagai pernyataan dari petani A, B, dan C tersebut dapat dibuat kategori atau koding sebagai “dampak perubahan iklim”.

Setelah data telah dikode, peneliti dapat menggunakan NVIVO untuk melakukan analisis lebih lanjut, seperti mencari pola dan tema dalam data, membandingkan temuan antara segmen yang telah dikode, dan melihat bagaimana kategori dan tema saling terkait. Proses ini dapat membantu peneliti memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang data kualitatif mereka dan menjawab pertanyaan penelitian mereka secara lebih sistematis.
Apabila koding sudah dilakukan dengan tepat, paling tidak 70% analisis data sudah aman. Tinggal main di visualisasi dan analisis. NVIVO menyediakan berbagai pilihan visualisasi dalam bentuk mind map, project map, maupun concept map. Apabila visualisasi yang ditayangkan kurang eye catching bisa juga menggambarkannya dalam Canva atau Visio agar lebih menarik. Kemudian setelah itu dikata-katain. Memang rasa-rasanya akan lebih menyenangkan menulis laporan penelitian kualitatif disertai dengan berbagai visualisasi hasil analisis maupun gambar/dokumentasi di lapangan. Setidaknya laporan akan lebih berwarna, bukan sekadar tulisan huruf saja.
Yang terakhir, NVIVO hanyalah alat bukan pengganti pemikiran peneliti. NVIVO akan berfungsi dengan baik apabila peneliti juga menggunakannya dengan baik. Meskipun NVIVO berbayar, ada yang versi gratis selama 14 hari. Agar optimal dalam 14 hari tersebut, siapkan transkrip audio dan pelajari fitur-fitur NVIVO melalui berbagai channel Youtube salah satunya di sini.
Ngaglik, Yk. 07 Mei 2023 Jam 07.10